Definisi dan Faedah Mustholahul Hadits
Definisi
Mustholahul Hadits adalah sebuah disiplin ilmu untuk
mengetahui keadaan seorang rawi dan keabsahan riwayat yang ia bawa, apakah
dapat diterima atau ditolak.
Faedah
Faedah mempelajari ilmu mustholahul hadits adalah
mengetahui rawi dan riwayat mana yang dapat diterima atau ditolak.
Hadits, Khobar, Atsar, dan Hadits Qudsi
Hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad Shollallohu ‘alaihi wasallam, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir
(persetujuan), atau sifat.
Khobar semakna dengan hadits, sehingga memiliki definisi yang
sama dengan hadits. Pendapat lain menyatakan bahwa khabar adalah segala sesuatu
yang disandarkan kepada Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam dan juga kepada
selain beliau. Dengan demikian definisi khobar lebih umum dan memiliki cakupan
yang lebih luas daripada hadits.
Atsar adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada seorang
sahabat atau tabi’in. Terkadang atsar juga didefinisikan dengan segala sesuatu
yang disandarkan kepada Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam. Namun penyebutannya
harus diberikan taqyid (catatan) bahwa hal itu berasal dari beliau seperti
ucapan,
وَفِي
الْأَثَرِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Dalam atsar yang berasal dari Nabi
Shollallohu ‘alaihi wasallam.”
Hadits Qudsi adalah hadits yang diriwayatkan oleh Nabi Shollallohu ‘alaihi
wasallam dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Hadits Qudsi disebut juga dengan hadits
robbani atau hadits ilahi.
Contohnya adalah sabda beliau Shollallohu ‘alaihi wasallam
yang diriwayatkan dari Robb-nya Ta’ala bahwa Dia berfirman,
أَنَا
عِنْدَ ظَنِ عَبْدِيْ بِيْ ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِيْ ، فَإِنَّ ذَكَرَنِيْ
فيْ نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِيْ نَفْسِيْ ، وَإِنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ
فِيْ مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ
“Aku menurut persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku
bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Jika dia mengingat-Ku dalam dirinya, Aku
mengingatnya dalam diri-Ku. Jika dia mengingat-Ku di kumpulan orang banyak, Aku
mengingatnya di kumpulan orang banyak yang lebih baik dari mereka.”
Kedudukan Hadits Qudsi; Antara Al-Qur’an dan Hadits
Nabawi
(Perbedaan ketiganya dapat diketahui dari penisbatan
lafazh dan makna). Lafazh dan makna Al-Qur’an Al-Karim dinisbatkan kepada Alloh
Ta’ala. Sedangkan hadits nabawi, lafazh dan makna dinisbatkan kepada Nabi
Shollallohu ‘alaihi wasallam. Adapun hadits qudsi, hanya maknanya saja yang
dinisbatkan kepada Alloh Ta’ala bukan lafazhnya.
Oleh karena itulah, membaca hadits qudsi tidak terhitung
sebagai ibadah, tidak dapat digunakan sebagai bacaan dalam sholat, tidak ada
tantangan dari Alloh kepada orang-orang kafir untuk menandinginya dan tidak
dinukil secara mutawatir sebagaimana Al-Qur’an. Sehingga hadits qudsi ada yang
berderajat shohih, dho’if, bahkan maudhu’ (palsu).
Sumber: Kitab Mushtholahul Hadits Karya Syaikh Muhammad
bin Sholih Al-Utsaimin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar